BAB
2 NILAI SOSIAL
A. PENGERTIAN NILAI SOSIAL
Nilai memiliki beberapa arti, antara lain :
- Nilai merupakan pertimbangan suatu tindakan,
benda,
cara untuk mengambil
keputusan.
- Nilai adalah suatu ukuran, patokan, angapan dan
keyakinan
- Nilai merupakan sesuatu yang baik, yang
diinginkan
oleh warga masyarakat
- Nilai adalah kumpulan sikap dan perasaan yang
diwujudkan melalui
perilaku
Pengertian
Nilai menurut para ahli:
1. KIMBALL YOUNG
Nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang benar dan apa yang penting.
2. GREEN
Nilai sosial adalah kesadaran yang secara
relatif berlangsung disertai emosi terhadap obyek, ide dan orang-perorangan.
3. GEORGE SPINDLER
Nilai sosial adalah pola-pola sikap dan
tindakan yang menjadi acuan bagi individu dan masyarakat.
4. WOOD
Nilai sosial adalah
petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari-hari
5. KOENTJARANINGRAT
Nilai
sosial adalah konsepsi yang hidup di dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap penting dalam hidup.
6. SOERJONO SOEKANTO
Nilai
adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk.
Dengan demikian, Nilai sosial adalah nilai yang
dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong
memiliki nilai baik, sedangkan
mencuri bernilai buruk
B. CIRI-CIRI NILAI
Ciri nilai
sosial di antaranya sebagai berikut.
2.
Disebarkan
di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
6.
Dapat
memengaruhi pengembangan diri sosial
7.
Memiliki
pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
8.
Cenderung
berkaitan satu sama lain.
C. FUNGSI NILAI
Secara garis besar nilai mempunyai beberapa
fungsi yaitu :
1. Sebagai
petunjuk arah
Cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat umumnya
diarahkan oleh nilai-nilai sosial yang berlaku. Pendatang baru pun secara moral
diwajibkan mempelajari aturan sosio budaya lingkungannya sehingga dia dapat
beradaptasi dengan norma dan dapat menjauhi perilaku yang tidak diinginkan
masyarakat.
2. Sebagai pemersatu
Orang berkumpul dan bekerja sama
di sekitar nilai sosial yang disukai bersama karena dengan demikian kepentingan
mereka bersama terpenuhi. Berdasarkan fenomena dalam kehidupan dapat
disimpulkan bahwa nilai sosial dapat menciptakan dan meningkatkan solidaritas
antar manusia.
3. Sebagai pendorong
Berkat adanya nilai sosial yang
dijunjung tinggi dan dijadikan sebagai cita-cita manusia yang berbudi luhur dan
bangsa yang beradab itulah manusia menjadi manusia yang sungguh-sungguh berbudi
luhur dan suatu bangsa menjadi bangsa yang sungguh-sungguh berada. Hal tersebut
dapat terwujud berkat keberhasilan manusia merealisasikan nilai sosial yang
bermutu tinggi.
4.
Sebagai benteng perlindungan
Nilai-nilai sosial yang dapat dianggap sebagai benteng perlindungan adalah
nilai-nilai inti (poros). Dalam sejarah
Indonesia, nilai sosial sebagai
perlindungan yang ampuh adalah “NILAI PANCASILA” yang dapat menyelamatkan bangsa ini dari
kehancuran.
Adapun
fungsi nilai yang lain yaitu:
1.
Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur
stratifikasi sosial, misalnya upper class, middle class dan lower class.
2.
Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku dalam masyarakat.
3.
Sebagai pembatas dan penekan individu untuk selalu berbuat baik.
4.
Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota masyarakat.
5. Nilai-nilai merupakan penentu terakhir bagi
manusia dalam memenuhi peranan-peranan
sosialnya.
D. SUMBER-SUMBER NILAI
1. Sumber instrinsik (objektif)
Sumber
instrinsik adalah sumber nilai yang terletak di dalam orang atau
benda yang bernilai.
2. Sumber ekstrinsik (subjektif)
Sumber
ekstrinsik adalah sumber nilai yang terletak di luar orang atau benda yang bernilai.
E. MACAM-MACAM NILAI
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai
mendarah daging (internalized value).
1.
Nilai dominan
Nilai
dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran
dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
a.
Banyak orang
yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat
menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
b.
Berapa lama
nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
c.
Tinggi
rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang
Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar
keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.
d.
Prestise
atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki
mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise
tersendiri.
2. Nilai
mendarah daging (internalized value)
Nilai
mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan
sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir
atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi
sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan
merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum
mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga
yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat siswanya gagal
dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
Bagi
manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala
tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan
pandangan hidup seseorang dalam masyarakat.
Menurut sumbernya, nilai dibagi menjadi tiga, antara lain :
1. Nilai Theonom
Nilai theonom adalah nilai sosial yang bersumber dari Tuhan yaitu melalui ajaran yang
disampaikan oleh Tuhan melalui agama. Agama berisi nilai-nilai sosial yang
memberikan pedoman bagaimana cara bersikap dan bertindak bagi manusia.
2. Nilai Heteronom
Nilai
heteronom adalah nilai sosial yang dirumuskan dari kesepakatan banyak anggota masyarakat.
Berisi nilai yang harus dipedomani oleh seluruh warga masyarakat.
3.
Nilai Othonom
Nilai othonom adalah nilai sosial yang bersumber dari setiap individu. Contohnya adl J.J
Rousseau dari Prancis yang merumuskan konsep Trias Politika, Dr. Sun Yat Sen
dari China yang merumuskan konsep San Min Chu I ( nasionalisme, demokrasi dan
sosialisme ).
F. JENIS-JENIS NILAI
1. Menurut Prof. Notonagoro
a.
Nilai Material
Nilai
material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. Misalnya : pangan, papan, sandang, dan lain-lain.
b.
Nilai Vital
Nilai
vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan atau
aktivitas. Misalnya : api, air, dan lain-lain.
c. Nilai Kerohanian
Nilai
kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, meliputi:
1) Nilai kebenaran ( RATIO ), bersumber pada unsur akal manusia
2) Nilai keindahan (ESTETIKA), bersumber pada perasaan manusia
3) Nilai moral ( ETIKA ), bersumber pada kehendak atau kemauan
4) Nilai Ketuhanan (RELIGIUS, nilai yg tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi
2. Menurut Walter G. Everett
a.
Nilai-nilai Ekonomi (economic values), berhubungan dengan sistem ekonomi dan mengikuti
harga pasar.
b.
Nilai-nilai Kejasmanian (bodily values), meliputi nilai pengetahuan dan pencarian
kebenaran.
c.
Nilai-nilai Rekreasi (recreation values), meliputi nilai-nilai permainan pada waktu
senggang, sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan kehidupan maupun
memberikan kesegaran jasmani dan rohani.
d. Nilai-nilai perserikatan (assoociation values) meliputi berbagai bentuk perserikatan manusia dan persahabatan, kehidupan
keluarga sampai dengan tingkat internasional
e. Nilai-nilai watak (caracter values) meliputi seluruh tantangan serta kesalahan pribadi dan sosial, termasuk
keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran dan kesediaan mengontrol
diri.
G. MASALAH POKOK
NILAI DALAM KEBUDAYAAN
Menurut C. Kluckhohn, semua nilai dalam setiap kebudayaan pada dasarnya
mencakup lima masalah pokok, antara lain :
1. Nilai tentang Hakikat Hidup
Manusia, misalnya : ada yang
memahami bahwa hidup itu buruk, hidup itu baik tetapi manusia wajib berikhtiar
supaya hidup itu menjadi baik.
2.
Nilai tentang Hakikat Karya Manusia, misalnya : ada yang beranggapan bahwa manusia berkarya untuk mendapatkan
nafkah, kedudukan dan kehormatan
3.
Nilai tentang hakikat hubungan manusia dengan alam, misalnya : ada yang beranggapan bahwa manusia tunduk kepada alam , menjaga
keselarasan dengan alam atau berhasrat menguasai alam.
4.
Nilai tentang hakikat hubungan manusia dengan sesamanya, misalnya : ada yang berorientasi kepada sesama (gotong royong ), ada yang
berorientasi kepada atasan dan ada yang menekankan individualisme.
5.
Nilai tentang hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, misalnya : ada yang berorientasi ke masa lalu,
masa kini dan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar